PEMILU HANYA SEMENTARA, PERSAHABATAN UNTUK SELAMANYA
Gegap gempita masa kampanye sebagai salah satu tahapan pemilu 2024 telah berakhir. Jalan-jalan dibersihkan dari berbagai alat peraga kampanye (APK). Kita semua telah memasuki masa tenang mulai 11, 12, dan 13 Februari 2024.
Idealnya, semua sosial media, terutama group WhatsApp (WA) pun seharusnya sepi dari postingan yang berbau-bau kontestasi. Walaupun begitu terkadang, masih ada sisa-sisa perasaan yang terluka, yang mengganjal akibat percikan-percikan gesekan antara yang pro dan kontra.
Perasaan-perasaan yang negatif harus segera dipadamkan, ditenangkan, didamaikan, dan saling memaafkan. Semua urusan dikembalikan kepada Yang Maha Kuasa, Yang Maha Membolak-balikkan hati, sehingga pada Rabu, 14 Pebruari 2024 semua bisa dengan hati yang jernih dan bersih bisa menerima panduan Allah SWT. Yakni untuk menentukan pilihan pada sosok pemimpin yang baik, untuk masa depan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemilu Hanya Sementara
Kita semua harus menyadari dan meyakini bahwa apapun yang telah, sedang, dan akan terjadi sudah tertulis di Lauhil Mahfudz. Tidak ada satu pun makhluk di dunia yang mampu merekayasa untuk mengubah ketetapan Allah SWT, kecuali hanya dengan doa yang ikhlas.
Takdir Allah SWT mencakup proses dan hasil. Kita harus berdoa dengan ikhlas dan berserah diri total agar Allah membimbing, menggugah, dan memberi kemampuan kita untuk berikhtiar semaksimal mungkin, untuk selanjutnya pasrah dan tawakal menerima apapun hasilnya.
Untuk itu, kita berharap agar semua pihak yang menjadi penyelenggara pemilu di semua tingkatan, partai-partai beserta semua timsesnya sebagai peserta kontestasi, dan masyarakat sebagai pemilik kedaulatan dan hak suara, semua benar-benar melaksanakan pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, tanpa ada rasa ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran.
Dengan begitu, kita semua, seluruh bangsa Indonesia akan merasa aman, tentram, tenang, damai, dan sejahtera. Kita bisa melaksanakan pemilu dengan senang dan gembira. Pemilu hanya sementara, persahabatan untuk selamanya. Wallahul musta’aan. (*)PEMILU HANYA SEMENTARA, PERSAHABATAN UNTUK SELAMANYA
Gegap gempita masa kampanye sebagai salah satu tahapan pemilu 2024 telah berakhir. Jalan-jalan dibersihkan dari berbagai alat peraga kampanye (APK). Kita semua telah memasuki masa tenang mulai 11, 12, dan 13 Februari 2024.
Idealnya, semua sosial media, terutama group WhatsApp (WA) pun seharusnya sepi dari postingan yang berbau-bau kontestasi. Walaupun begitu terkadang, masih ada sisa-sisa perasaan yang terluka, yang mengganjal akibat percikan-percikan gesekan antara yang pro dan kontra.
Perasaan-perasaan yang negatif harus segera dipadamkan, ditenangkan, didamaikan, dan saling memaafkan. Semua urusan dikembalikan kepada Yang Maha Kuasa, Yang Maha Membolak-balikkan hati, sehingga pada Rabu, 14 Pebruari 2024 semua bisa dengan hati yang jernih dan bersih bisa menerima panduan Allah SWT. Yakni untuk menentukan pilihan pada sosok pemimpin yang baik, untuk masa depan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemilu Hanya Sementara kita semua harus menyadari dan meyakini bahwa apapun yang telah, sedang, dan akan terjadi sudah tertulis di Lauhil Mahfudz. Tidak ada satu pun makhluk di dunia yang mampu merekayasa untuk mengubah ketetapan Allah SWT, kecuali hanya dengan doa yang ikhlas.
Takdir Allah SWT mencakup proses dan hasil. Kita harus berdoa dengan ikhlas dan berserah diri total agar Allah membimbing, menggugah, dan memberi kemampuan kita untuk berikhtiar semaksimal mungkin, untuk selanjutnya pasrah dan tawakal menerima apapun hasilnya.
Untuk itu, kita berharap agar semua pihak yang menjadi penyelenggara pemilu di semua tingkatan, partai-partai beserta semua timsesnya sebagai peserta kontestasi, dan masyarakat sebagai pemilik kedaulatan dan hak suara, semua benar-benar melaksanakan pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, tanpa ada rasa ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran.
Dengan begitu, kita semua, seluruh bangsa Indonesia akan merasa aman, tentram, tenang, damai, dan sejahtera. Kita bisa melaksanakan pemilu dengan senang dan gembira. Pemilu hanya sementara, persahabatan untuk selamanya. Wallahul musta’aan. (*)